Syaloom

Selamat datang bagi pengunjung blog ini, terima kasih atas kunjungan anda pada blog ini anda dapat download lagu-lagu rohani khusus quartet (male or ladies) termasuk partitur yang kami telah sediakan.

Blog ini khusus saya buat untuk membantu teman-teman yang mempunyai hobi menyanyi lagu-lagu rohani tetapi pada saat tertentu tidak mempunyai cukup partiture. Dan sesuai dengan judulnya maka blog ini khusus dibuat untuk quartet grup vokal, apakah itu male quartet atau ladies quartet.

Banyak orang didunia ini dan hampir semua orang yang ada di jagad raya ini menyukai musik. Sebab itu saya ingin mengajak semua teman-teman yang ingin partisipasi dalam blog ini saya persilahkan untuk memberi saran dan bahan untuk memajukan grup-grup quartet. Sering kita menyanyikan sebuah lagu dengan baik dan pendengar cuma menyukai harmoninya saja tetapi pekabaran dalam lagu itu sendiri tidak didapat karena pendengar tersebut tidak mengerti bahasa yang dinyanyikan dalam lagu tersebut untuk itu melalui blog ini saya sekali lagi mengajak siapapun untuk urung rembuk agar blog ini disukai dan dapat bermafaat buat kita semua.

Untuk itu saya akan mencoba untuk mentransfer dari partiture aslinya kedalam bahasa Indonesia. Shalom regards,

GBU
E. Nanlohy



TRANSLATORS...

Jumat, 18 Juli 2014

PELAJARAN SEKOLAH SABAT Ke III 19 July 2014: "PENDAMPING SURGAWI YANG KITA PERLUKAN"










Sabat Petang, 12 Juli
PENDAHULUAN

Mengenal Roh Kudus. Siapa atau apa itu Roh Kudus? Sementara pada umumnya aliran Kristen meyakini bahwa Roh Kudus adalah satu Pribadi--yakni Oknum ketiga dalam Tritunggal ilahi--ada sebagian, misalnya Saksi Yehovah dan Mormon, yang mengajarkan bahwa Roh Kudus hanyalah sebuah kekuatan atau kuasa. Kalau Roh Kudus itu bukan satu pribadi tentu Dia tidak bisa berkata-kata dan tidak memiliki emosi, tetapi Kitabsuci menyatakan bahwa Roh itu bisa berbicara (Kis. 13:2) dan merasa berduka (Ef. 4:30), bahkan juga dapat memberi rasa sukacita kepada manusia (Rm. 14:17) dan mempunyai sesuatu kehendak atau kemauan (1Kor. 12:11, BIMK).

Dalam Alkitab setidaknya dua kali Roh Allah itu muncul secara simbolik dalam bentuk yang kongkret dan kasat mata, yaitu sebagai seekor burung merpati pada saat Yesus dibaptis (Mat. 3:16-17; Luk. 3:21-22) dan lidah api pada hari Pentakosta (Kis. 2:1-4). Namun secara abstrak Roh Kudus juga digambarkan sebagai air (Yoh. 7:37-39), minyak (1Sam. 16:13; Luk. 4:18), dan angin (Yoh. 3:8). Bahkan, pada masa penciptaan Roh itu "melayang-layang di atas permukaan air" (Kej. 1:2). Kata Ibrani yang digunakan untuk Roh dalam ayat ini adalah ruwach, sebuah kata benda feminin yang sering diterjemahkan sebagai "angin" atau "nafas" (Strong; H7307), sebuah istilah yang padanannya dalam PB adalah pneûma (Strong; G4151).

Roh Kudus--sering disebut Roh Allah--adalah Oknum Tritunggal ilahi yang kepribadian-Nya paling minim diutarakan dalam Alkitab, dibandingkan dengan Allah Bapa dan Allah Anak. Namun demikian, dalam hal aktivitas-Nya kita bisa menemukan banyak sekali catatan tentang apa saja yang telah dilakukan-Nya sepanjang riwayat manusia. Roh Kudus sudah terlibat dalam penciptaan bumi dan manusia, maupun dalam rencana keselamatan (baca Mat. 1:18, 20 dan Rm. 8:11). Ia juga terlibat dalam usaha penginjilan dan dalam memperlengkapi manusia untuk pekerjaan Tuhan, terlibat dalam proses pertobatan manusia, menguduskan hati manusia, mengarahkan manusia untuk bernubuat, memberi kuasa untuk mengadakan mujizat, dan juga dalam menguatkan hati manusia. Bahkan, "Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan...berdoa untuk orang-orang kudus" (Rm. 8:26-27).

"Alkitab memberi kita banyak informasi tentang pekerjaan Roh, tapi sedikit bertutur perihal sifat alamiah-Nya...Alasan lain timbul dari pelayanan Roh Kudus. Ia secara terus-menerus berusaha untuk memusatkan perhatian kita kepada Kristus, bukan kepada Pribadi-Nya sendiri. Dalam rencana keselamatan, Roh itu memainkan peran yang lebih rendah, melayani Bapa dan Anak, meskipun pada dasarnya fungsi ini tidak mengisyaratkan kedudukan yang lebih rendah" [alinea pertama: kalimat terakhir; alinea kedua].

Minggu, 13 Juli
PENOLONG DAN PENGHIBUR (Mewakili Kristus)

Penolong yang dijanjikan. Ketika berkumpul bersama murid-murid menjelang kematian-Nya, Yesus dapat merasakan kesedihan mereka yang akan kehilangan kehadiran-Nya. Namun bukan soal kesedihan itu saja yang membuat Yesus menjanjikan kepada mereka "seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya" (Yoh. 14:16), melainkan karena Dia juga menyadari bahwa murid-murid itu sangat membutuhkan "Roh Kebenaran" yang mereka kenal untuk menyertai dan diam di hati mereka (ay. 17). "Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu," kata Yesus kepada murid-murid-Nya (ay. 18).

"Dengan ketakutan dan kesedihan, murid-murid mendengarkan sementara Yesus mengumumkan kematian-Nya yang sudah dekat. Bilamana mereka kehilangan kehadiran-Nya, siapakah yang akan menjadi Guru, Sahabat, dan Penasihat mereka? Mengetahui kebutuhan mereka yang sangat mendesak, Kristus berjanji mengirim utusan-Nya untuk menemani mereka" [alinea pertama].

Jadi, Roh Kebenaran, yaitu Roh Kudus, adalah Penolong dan Penghibur (Grika: paraklētos) yang dijanjikan. Kata Grika yang arti harfiahnya adalah "orang yang dipanggil untuk menolong seseorang" ini digunakan sebanyak lima kali pada lima ayat, semuanya dalam tulisan rasul Yohanes, termasuk yang merujuk kepada Yesus Kristus sendiri yang disebut sebagai "pengantara" (1Yoh. 2:1) atau "pembela" (versi BIMK).

Penerus Kristus. Berdasarkan maksud dan tujuan penugasan-Nya maka dapat dikatakan bahwa Roh Kudus merupakan "penerus" dari Yesus Kristus menyangkut kebutuhan dan hubungan dengan murid-murid. Tetapi sebagaimana akan terbukti di kemudian hari, Roh Kudus bukan sekadar pengisi kekosongan Kristus melainkan "pelengkap yang dibutuhkan" oleh murid-murid Yesus yang mula-mula itu maupun juga murid-murid Kristus sepanjang masa hingga zaman akhir ini. Bahkan, dalam pengertian tertentu pekerjaan Roh Kudus lebih berat dan semakin sibuk menjelang kedatangan Yesus Kristus kedua kali.

"Selama pelayanan-Nya di dunia Kristus adalah Penasihat, Penolong dan Penghibur murid-murid itu. Karena itu sangat tepat bagi penerus-Nya untuk menerima julukan yang sama. Roh Kudus diutus oleh Bapa atas permintaan Anak, dan di dalam nama Anak itu (Yoh. 14:16, 26) Roh melanjutkan pekerjaan Kristus di bumi ini" [alinea ketiga].

Keberadaan Yesus Kristus di dunia ini dalam sosok manusia untuk missi surgawi tentu saja hanya untuk sementara waktu dan dengan demikian sangat terbatas masanya untuk dapat bersama-sama dengan para murid itu. Setelah menunaikan missi utama-Nya untuk mati sebagai Penebus dosa dan Juruselamat manusia, Yesus harus segera kembali ke surga karena pekerjaan lain menunggu Dia di sana, yaitu untuk menjalankan tugas keimamatan surgawi. Tetapi Roh Kudus yang datang menggantikan tempat Yesus Kristus mempunyai waktu yang tidak terbatas untuk menemani manusia, satu demi satu secara pribadi sampai saat terakhir.

Apa yang kita pelajari tentang Roh Kudus yang mewakili Kristus?
1. Roh Kudus sudah ada dan bekerja di antara manusia sejak dunia ini dijadikan, tapi sejak kenaikan Yesus Kristus ke surga peran Roh itu menjadi lebih istimewa. Seperti Yesus katakan, "Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu" (Yoh. 14:26).
2. Roh Kudus diutus ke dunia ini bukan saja untuk menemani para murid yang mula-mula itu tapi juga untuk semua murid Kristus sepanjang zaman. Meskipun anda dan saya tidak dapat melihat atau meraba Roh itu, sebagaimana murid-murid pertama terhadap Yesus, namun kita dapat merasakan kedekatan-Nya kalau kita mengenal Dia (Yoh. 14:17).
3. Kehadiran Roh Kudus menghadirkan ketersediaan kuasa Roh itu bagi kita untuk melawan keinginan daging (Gal. 5:16-17), dan pada gilirannya kita akan menghasilkan buah-buah Roh (ay. 22-23). "Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh, dan janganlah kita gila hormat, janganlah kita saling menantang dan saling mendengki" (ay. 25-26).

Senin, 14 Juli
BUKAN SEKADAR SUATU KUASA (Roh Kudus adalah Satu Pribadi)

Sifat alamiah Roh. Roh Kudus disebut sebagai satu pribadi (a person) yang mandiri karena memiliki sifat-sifat alamiah, antara lain mampu mengetahui rahasia Allah (1Kor. 2:10-11) dan untuk memimpin manusia (Rm. 8:14). Roh itu juga memiliki emosi semisal rasa kasih (Rm. 15:30) dan berduka (Ef. 4:30; Yes. 63:10), dapat berkata-kata (Kis. 8:29; 10:19; Yoh. 16:13), mengajar (Yoh. 14:26), bersaksi (Yoh. 15:26), dan menginsafkan dunia (Yoh. 16:8). Sebagai pribadi Roh itu bahkan bisa didustai (Kis. 5:3), ditentang (Kis. 7:51) maupun dihina oleh manusia (Ibr. 10:29).

Roh Kudus adalah sebagai Oknum ilahi karena Dia harus disebut bersama-sama dengan dua Oknum ilahi lainnya pada setiap upacara baptisan (Mat. 28:19). Roh itu juga memiliki ciri-ciri keilahian seperti kekal (Ibr. 9:14), mahakuasa (Luk. 1:35), hadir di mana-mana (Mzm. 139:7), dan dapat memberi hidup (Rm. 8:2) maupun sebagai sumber berbagai karunia (1Kor. 12:8-11). Bahkan, menentang dan menghujat Roh Kudus lebih besar dosanya daripada menghujat dan menentang Yesus Kristus sendiri (Mat. 12:31-32).

Tentu saja pikiran manusia yang paling cerdas sekalipun tidak mampu untuk memahami sepenuhnya kepribadian Roh Kudus sehingga hal itu menjadi sebagai rahasia bagi kita. "Mengenai rahasia seperti itu, yang terlampau dalam bagi pengertian manusia, diam itu emas...Jadi, meskipun kita dibatasi oleh sifat kemanusiaan kita, melalui Kitabsuci setidak-tidaknya kita dapat mengetahui bahwa Roh Kudus adalah satu Pribadi dan bahwa Dia adalah ilahi. Apa yang Yesus katakan tentang Roh Kudus mempertegas kesimpulan ini" [alinea pertama: kalimat terakhir; alinea kedua: dua kalimat terakhir].

Kepribadian Roh. Mengenai Roh Kudus itu Yesus Kristus berkata, "Tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu...Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku" (Yoh. 14:26; 15:26; huruf miring ditambahkan). Kata Grika yang diterjemahkan dengan "Dia" dan "Ia" dalam kedua ayat ini adalah ekeinos, sebuah kata ganti orang ketiga yang dalam PB digunakan secara bergantian untuk dia, mereka dan itu.

Alkitab mencatat bahwa dalam berbagai aktivitas-Nya sebagai Penolong bagi murid-murid, Roh Kudus dapat ikut membuat keputusan bersama manusia (Kis. 15:28), atau mengambil keputusan sendiri untuk ditaati oleh murid-murid itu (Kis. 16:6-7). Roh Kudus itulah yang menentukan bahwa Paulus dan Barnabas harus dikhususkan menjadi missionaris kepada bangsa-bangsa non-Yahudi dan orang-orang Yahudi yang bermukim di negeri-negeri asing (Kis. 13:2, 4). Roh itu jugalah yang telah menuntun Yohanes Pewahyu untuk menyaksikan peristiwa-peristiwa zaman akhir melalui penglihatan-penglihatan yang disingkapkan kepadanya (Why. 1:10; 4:2), dan Roh yang sama itu pula terlibat dalam mendorong semangat ketujuh jemaat di akhir zaman (Why. 2:11, 17, 29--3:6, 13, 22).

"Sebab Roh Kudus adalah satu Pribadi ilahi, kita harus dengan rendah hati menyerahkan diri kepada kehendak dan bimbingan-Nya. Kita akan mengundang Dia tinggal di hati kita (Rm. 8:9) untuk mengubah hidup kita (Tit. 3:5) dan menghasilkan buah-buah Roh dalam tabiat kita (Gal. 5:22-23). Mengandalkan diri sendiri kita tidak berdaya; hanya melalui kuasa-Nya yang bekerja dalam diri kita maka kita dapat menjadi seperti apa yang telah dijanjikan kepada kita di dalam Yesus" [alinea terakhir].

Apa yang kita pelajari tentang Roh Kudus sebagai satu Pribadi?
1. Roh Kudus memiliki ciri-ciri sifat sebagai satu pribadi yang mandiri, bukan sekadar kuasa ilahi yang melekat pada Allah. Sebagai satu pribadi yang merupakan bagian dari Tritunggal ilahi, Roh itu dapat bertindak dan berbuat menurut kehendak hati-Nya serta kuasa keilahian-Nya yang tak terbatas, namun tetap dalam keselarasan dengan Allah Bapa dan Anak.
2. Roh Kudus mempunyai kuasa untuk mempengaruhi manusia maupun kewenangan untuk memutuskan sesuatu bagi manusia. Namun, seperti juga terhadap Allah Bapa dan Yesus Kristus, kita manusia seringkali membuat Roh itu berduka dan kecewa ketika kita menentang serta melawan kehendak-Nya yang baik bagi kita.
3. Sebagaimana terhadap Allah Bapa dan Yesus Kristus, anda dan saya diwajibkan untuk menghormati Roh Kudus dengan cara berserah kepada tuntunan-Nya. Hanya di dalam penyerahan diri maka Roh itu dapat bekerja dalam diri kita masing-masing untuk menghasilkan buah-buah Roh dan dengan demikian memenuhi harapan Kristus pada kita.

Selasa, 15 Juli
TRITUNGGAL ILAHI YANG SETARA (Roh Kudus adalah Ilahi)

Kesetaraan dengan Allah dan Kristus. Roh Kudus seringkali disebut sebagai Roh Allah dan Roh Kristus yang menunjukkan kedekatan serta kesetaraan Roh itu dengan kedua Oknum ilahi. Roh Kudus terlibat dalam segala aspek yang berkaitan dengan manusia, aktif sejak dunia ini dijadikan (Kej. 1:2) hingga pada penutupan sejarah dunia ini (Why. 22:17). Rasul Paulus dalam tuntunan Roh menulis, "Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang" (1Kor. 12:4-6; huruf miring ditambahkan). Pada bagian lain dari suratnya sang rasul juga mencerminkan kesetaraan ketiga Oknum ilahi itu dengan menulis, "Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian" (2Kor. 13:13).

Ungkapan kesetaraan Tritunggal yang sama disebutkan pula oleh rasul Petrus pada permulaan suratnya, "Dari Petrus, rasul Yesus Kristus, kepada orang-orang pendatang, yang tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia, yaitu orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya" (1Ptr. 1:1-2; huruf miring ditambahkan). Pola kesetaraan yang sama tercermin juga dalam perintah Yesus Kristus, "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus" (Mat. 28:19; huruf miring ditambahkan). Secara implisit menunjukkan bahwa sebuah baptisan menjadi tidak sah apabila Roh Kudus atau salah satu dari kedua Oknum Tritunggal lainnya itu tidak disebutkan.

"Ketika Yesus memperkenalkan Roh Kudus kepada murid-murid, Ia menyebut-Nya Penolong 'yang lain' (Yoh 14:16). Kata Grika yang Yesus gunakan untuk 'yang lain' adalah allos, artinya 'yang lain dari jenis yang sama,' berbeda dengan heteros, 'yang lain dari jenis atau kualitas berbeda.' Keserupaan sifat alamiah yang sama yang mengikat Bapa dan Anak itu dinyatakan dalam hubungan antara Anak dan Roh Kudus" [alinea pertama].

Menghujat Roh Kudus. Dari apa yang kita pelajari di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Roh Kudus yang diutus Allah untuk mendampingi murid-murid itu bukan saja Penolong yang lain tapi juga "yang setara" dengan Kristus, satu Pribadi yang berbeda tapi sama-sama sebagai Oknum ilahi yang sederajat. Ketika Petrus menegur Ananias yang berbohong tentang persembahannya, sang rasul berkata bahwa "mendustai Roh Kudus" (Kis. 5:3) itu sama dengan "mendustai Allah" (ay. 4). Dengan menggunakan anak kalimat "seperti yang dikatakan Roh Kudus" (Ibr. 3:7), penulis kitab Ibrani juga menyamakan Roh Kudus dengan Allah ketika mengamarkan bangsa Israel agar tidak mengeraskan hati seperti yang dilakukan nenek moyang mereka yang "telah mencobai Aku dengan jalan menguji Aku" (ay. 9). Dalam pengembaraan di padang gurun dulu leluhur bangsa Israel itu sudah meragukan kuasa Allah, dan sekarang Roh Kudus memberi peringatan kepada mereka tentang hal ini.

Yesus berkata: "Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni. Apabila seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datang pun tidak" (Mat. 12:31-32). Seperti yang Yesus sendiri jelaskan bahwa pelayanan Roh Kudus ialah "bersaksi" tentang diri-Nya (Yoh. 15:26), dan jika seseorang menolak kesaksian Roh itu tentang Yesus maka orang itu telah menghujat Roh Kudus terhadap mana dia tidak akan diampuni. Seseorang mungkin meremehkan Yesus Kristus, tetapi anda tidak dapat meremehkan Roh Kudus tanpa akibat yang fatal bagi keselamatan jiwa anda.

"Perbandingan antara berbicara menentang Anak Manusia, suatu dosa yang bisa diampuni, dan berbicara menentang Roh Kudus, satu dosa yang tidak dapat diampuni, menunjukkan bahwa Roh itu bukanlah oknum biasa. Menghujat adalah dosa yang secara langsung melawan Allah. Maka dengan demikian kita menyimpulkan bahwa Roh Kudus adalah salah satu dari tiga Oknum Keilahian. Meskipun banyak yang sudah ditulis tentang 'dosa yang tak dapat diampuni,' konteksnya yang langsung menunjukkan orang-orang yang bersikeras menentang Roh dan peran-Nya dalam keselamatan sehingga mereka menghubungkan pekerjaan-Nya itu dengan Iblis!" [alinea terakhir].

Apa yang kita pelajari tentang keilahian Roh Kudus?
1. Roh Kudus adalah bagian integral dan tak terpisahkan dari ketritunggalan ilahi. Dalam konsep Tritunggal, keilahian Roh Kudus menempatkan-Nya setara dengan Allah Bapa dan Allah Anak di mana ketiga Oknum ilahi itu terikat dalam keselarasan meskipun masing-masing menjalankan peran yang berbeda-beda.
2. Penyebutan Roh Kudus bersama-sama dengan Allah Bapa dan Allah Anak dalam beberapa ayat Alkitab mencerminkan kesetaraan dan integritas ketiga Oknum ilahi itu. Sebutan "Oknum ketiga" untuk Roh Kudus sebagai anggota Tritunggal ilahi itu bukan istilah alkitabiah dan tidak mencerminkan kedudukan yang terendah dalam keilahian.
3. Dalam hal interaksi dengan manusia dapat dikatakan bahwa peran Allah Bapa paling menonjol selama zaman PL, peran Allah Anak menonjol pada permulaan zaman PB, dan peran Allah Roh lebih menonjol pada pasca kenaikan Yesus Kristus. Dalam perspektif Trinitas, mungkin fakta-fakta ini bisa memperkuat konsep ketritunggalan ilahi, tapi ini hanya pendapat pribadi saja.

Rabu, 16 Juli
PENOLONG DAN MISSI-NYA (Pekerjaan Roh Kudus)

Kristus dan Roh Kudus. Berdasarkan Kongres Wina di Austria pada tahun 1815 telah diakui kesetaraan dari setiap negara, dan dalam Konvensi Wina tahun 1961 diatur tentang keberadaan dutabesar dari sebuah negara yang ditempatkan di negara-negara sahabat sebagai perwakilan pemerintah dan rakyat dari negara bersangkutan. Seorang dutabesar diangkat oleh presiden untuk ditugaskan atas nama seluruh rakyat dan bangsa, karena itu dia tidak lebih tinggi dari presiden. Setiap dutabesar mengemban missi dari negara yang diwakilinya, dan kovensi mengatur bahwa dirinya bersama keluarganya berhak memperoleh perlindungan dan kekebalan diplomatik dari negara di mana dia ditempatkan. Karena fungsi dan peran representasinya itu maka perlakuan terhadap seorang dutabesar negara asing pada hakikatnya melambangkan perlakuan terhadap pemerintah dan rakyat dari negara yang diwakilinya. Penghormatan ataupun penghinaan yang ditujukan kepada seorang dutabesar asing merupakan penghormatan ataupun penghinaan terhadap negara yang diwakilinya.

Ketika Yesus mengatakan bahwa menghujat Roh Kudus adalah dosa yang tidak dapat diampuni (Mat. 12:31), pernyataan itu bukan menunjukkan bahwa kedudukan Roh Kudus lebih tinggi dalam ketritunggalan ilahi, tetapi hal itu lebih menekankan pada "tingkat kejahatan" tersebut oleh sebab kehadiran Roh Kudus di tengah manusia itu melambangkan seluruh keilahian. Menghujat Roh itu sama dengan menghujat keseluruhan Tritunggal ilahi bahkan segenap surga. "Dan kalau Ia datang," kata Yesus mengenai Roh Kudus, "Ia akan menyatakan kepada dunia arti sebenarnya dari dosa, dari apa yang benar, dan dari hukuman Allah. Ia akan menyatakan bahwa tidak percaya kepada-Ku adalah dosa" (Yoh. 16:8-9, BIMK).

"Siapakah yang mengambil obat kecuali kalau mereka mengakui bahwa mereka sedang sakit? Dengan tanda yang sama, kita tidak dapat diselamatkan kecuali kalau kita menyadari bahwa kita orang berdosa. Dengan lembut namun terus-menerus Roh Kudus meyakinkan kita bahwa kita sudah berdosa, bersalah, dan berada di bawah penghakiman yang benar dari Allah...Sekali kita dinyatakan berdosa (yang menyiratkan pertobatan dari dosa-dosa kita) dan dibimbing kepada Yesus dan kebenaran-Nya, kita siap bagi Roh Kudus untuk melakukan pekerjaan-Nya yang terbesar" [alinea kedua dan keempat].

Dilahirkan oleh Roh. Terhadap perkataan Yesus tentang perlunya "dilahirkan kembali" supaya dapat "melihat kerajaan Allah" (Yoh. 3:3), Nikodemus menanggapi: "Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?" (ay. 4). Ini bukan tanggapan yang dungu dari seorang pemimpin agama Yahudi sekaliber Nikodemus, tetapi tokoh Farisi itu sedang berusaha mengikuti jalan pikiran Yesus dalam konteks analogis. Itu sebabnya Yesus tidak mencela dia tapi melanjutkan, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali" (ay. 5-7; huruf miring ditambahkan). Ini bukan semata-mata tentang baptisan dengan air dan Roh--yang memang tidak terdapat dalam Torah dan kitab nabi-nabi sehingga tidak dikenal oleh Nikodemus--tetapi kelahiran baru di sini berarti suatu pembaruan menyeluruh yang nyata dan bukan sekadar simbolik.

Dalam hal penurutan kepada hukum Allah dan kitab para nabi, sebagai seorang Farisi dan pemimpin agama (Yoh. 3:1-2) Nikodemus merasa sudah sempurna dan yakin akan keselamatannya. Tetapi Yesus menghadapkan tantangan paling sulit kepadanya, bahwa semua "kebenaran" yang dimilikinya itu tidak berarti apa-apa tanpa perubahan total. Dengan mengajukan kemustahilan bagi seorang untuk "dilahirkan kembali kalau dia sudah tua" karena tidak mungkin "dia masuk kembali ke dalam rahim ibunya untuk dilahirkan lagi," sebenarnya Nikodemus sedang memprotes kalau penurutannya terhadap Torah dan tulisan para nabi selama ini dianggap sia-sia. Namun itulah yang Yesus maksudkan baginya, bahwa dia harus memulai kembali kerohaniannya dari nol. Supaya seperti Paulus dia bisa berkata: "Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena menaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan" (Flp. 3:7-9).

"Kita diselamatkan 'melalui Roh Allah, yang memberikan kita kelahiran baru dan hidup baru dengan jalan membasuh kita' (Tit. 3:5, BIMK). Apa yang Roh itu lakukan bukanlah modifikasi atau perbaikan dari kehidupan lama melainkan perubahan sifat alamiah, penciptaan sebuah kehidupan yang baru. Hasil dari mujizat seperti itu sangat jelas terlihat dan merupakan suatu argumen tak terbantahkan yang selaras dengan injil" [alinea kelima: tiga kalimat terakhir].

Apa yang kita pelajari tentang pekerjaan Roh Kudus?
1. Kehadiran Roh Kudus di antara manusia sepeninggal Kristus bukanlah sekadar mewakili Anak Allah itu, tetapi untuk menyempurnakan pekerjaan yang Kristus sudah mulai di atas bumi ini. Missi Roh Kudus termasuk "menyatakan kebenaran tentang Allah" dan membimbing manusia "untuk mengenal seluruh kebenaran" Allah itu (Yoh. 16:13, BIMK).
2. Peran sebagai saksi bagi Kristus (Yoh. 15:26) dan fungsi untuk menginsafkan dunia akan dosa mereka (Yoh. 16:8) membuat Roh Kudus memiliki posisi yang vital dalam rencana keselamatan; menghujat Roh Kudus dengan cara meremehkan kesaksian dan amaran-amaran-Nya adalah dosa yang tak terjangkau oleh pengampunan melalui kasih karunia.
3. Roh Kudus berkuasa untuk memberi hidup serta memerdekakan kita dari hukum dosa dan hukum maut (Rm. 8:2), dan Roh itu juga dapat melaksanakan "kelahiran kembali" melalui pembaharuan hidup (Tit. 3:5). Kalau kita adalah anak-anak Allah, Roh itu akan tinggal di dalam hati kita (Gal. 4:6) sampai kita kelak dibangkitkan (Rom. 8:11).

Kamis, 17 Juli
HIDUP DAN MELAYANI DALAM ROH (Dipenuhi dengan Roh Kudus)

Sambutan terhadap Roh Kudus. Tatkala Yesus suatu hari pulang kampung ke Nazaret dan beribadah di sinagog pada hari Sabat, Ia didaulat untuk membaca Alkitab (Perjanjian Lama) sebagai salah satu liturgi yang umum. Yesus membaca dari tulisan nabi Yesaya (61:1-2) yang menubuatkan tentang diri-Nya: "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang" (Luk. 4:18-19). Kristus sendiri memerlukan pengurapan Roh Kudus agar berkuasa untuk melaksanakan missi-Nya di dunia ini.

Janji Kristus untuk mendatangkan Roh Kudus sebagai pengganti Diri-Nya merupakan sebuah tawaran istimewa bagi manusia. Kalau Roh itu sudah menolong Kristus dalam menjalankan tugas-Nya di bumi ini, pasti Roh itu pun akan menolong para pengikut Kristus menjalankan missi mereka juga. Mendapatkan kuasa Roh adalah sebuah kesempatan istimewa, tetapi itu bukan paksaan. Sekalipun Roh Kudus itu sangat berkuasa untuk melakukan apa saja demi kebaikan manusia, tergantung pada bagaimana sambutan kita terhadap Roh itu yang menentukan apakah kuasa pembaruan-Nya berguna atau tidak dalam hidup kita maupun dalam tugas pelayanan kita.

"Pada perjamuan terakhir, Yesus berjanji pada murid-murid-Nya bahwa Ia akan mengutus Roh Kudus. Ia menekankan pada pelayanan Roh untuk menghibur dan mengajar, yaitu guna memenuhi kebutuhan mereka pada waktu itu. Namun, setelah kebangkitan Kristus, keadaan pun berbeda dan murid-murid menghadapi tantangan-tantangan baru" [alinea kedua].

Baptisan Roh Kudus. Dalam Lukas 11:9-12, Yesus membandingkan bagaimana bapak duniawi dengan Bapa surgawi menanggapi permohonan dari anak-anak yang membutuhkan sesuatu. Kemudian Yesus membuat sebuah pernyataan ini: "Jadi, jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di surga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya" (ay. 13; huruf miring ditambahkan). Di sini kita dapat menangkap keprihatinan Yesus terhadap kesiapan murid-murid untuk menjalankan missi sebagai saksi-saksi bagi Kristus, berhubung dengan situasi yang berkembang di dalam negeri bahkan sampai ke luar negeri ketika pelayanan bersaksi akan menjadi pekerjaan yang sangat berat karena harus menghadapi perlawanan Iblis melalui kaki-tangannya orang-orang Farisi beserta pemuka-pemuka agama Yahudi. Kemampuan diri sendiri saja tidak cukup, murid-murid itu membutuhkan pertolongan ilahi.

Dalam jamuan makan malam terakhir itu Yesus menyampaikan sebuah pesan penting dan serius kepada murid-murid: "Jangan pergi dari Yerusalem. Tunggu di situ sampai Bapa memberikan apa yang sudah dijanjikan-Nya, yaitu yang sudah Kuberitahukan kepadamu dahulu. Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi beberapa hari lagi kalian akan dibaptis dengan Roh Allah" (Kis. 1:4-5, BIMK; huruf miring ditambahkan). Pesan itu kemudian disusul dengan pernyataan Yesus yang terakhir sebelum pulang kembali ke surga: "Tetapi kalian akan mendapat kuasa, kalau Roh Allah sudah datang kepadamu. Dan kalian akan menjadi saksi-saksi untuk-Ku di Yerusalem, di seluruh Yudea, di Samaria, dan sampai ke ujung bumi" (ay. 8, BIMK; huruf miring ditambahkan). Baptisan Roh Kudus di sini adalah pencurahan kuasa Roh Allah yang tujuannya untuk menyanggupkan mereka melaksanakan tugas penginjilan, dimulai secara lokal, regional, nasional hingga internasional.

"Dalam Kisah 1:8, Yesus sendiri menjelaskan ini dengan suatu ungkapan yang sejajar. Anda 'dibaptis dengan Roh Kudus' (Kis. 1:5, TB) bilamana 'Roh Kudus turun ke atasmu' (ay. 8, TB). Dibaptis ialah dibenamkan secara keseluruhan dalam sesuatu, biasanya air. Ini meliputi diri orang itu seluruhnya. Baptisan dengan Roh Kudus berarti secara keseluruhan berada di bawah pengaruh Roh itu, seutuhnya 'penuh dengan Roh' (Ef. 5:18). Hal ini bukan sebuah pengalaman 'sekali untuk selamanya,' tapi sesuatu yang harus diperbarui secara terus-menerus" [alinea terakhir].

Apa yang kita pelajari tentang dipenuhi dengan Roh Kudus?
1. Mungkin mula-mula janji Yesus untuk mendatangkan Roh Kudus sekadar menjadi Penghibur bagi murid-murid selain "akan mengajarkan segala sesuatu" dan "mengingatkan semua yang telah Yesus katakan" kepada mereka (Yoh. 14:26). Tapi setelah melihat ketidaksiapan mereka untuk tugas penginjilan yang berat itu, Roh Kudus harus memberi mereka kuasa-Nya.
2. Penyelamatan jiwa adalah pekerjaan supra alami yang hanya bisa berhasil kalau dilaksanakan dengan bantuan kuasa ilahi melalui penyerahan diri sepenuhnya kepada Roh Kudus. Seperti firman Tuhan kepada Zerubabel: "Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan Roh-Ku, firman Tuhan semesta alam" (Za. 4:6).
3. Selama pelayanan-Nya di dunia ini Yesus sendiri "penuh dengan Roh Kudus" (Luk. 4:1) dan senantiasa berada "dalam kuasa Roh" (ay. 14). Kalau Yesus Kristus saja, yang notabene adalah penjelmaan Oknum ilahi, membutuhkan pendampingan Roh Kudus untuk menjalankan missi-Nya di dunia ini, bagaimana dengan anda dan saya?

Jumat, 18 Juli
PENUTUP

Permohonan tertinggi. Menjadi murid Yesus adalah suatu hal yang luar biasa, sebab hal itu berarti dapat mengadakan mujizat seperti yang Ia sendiri lakukan, kalau perlu memindahkan gunung ke tengah laut (Mat. 21:21). Cara Tuhan adalah ajaib, kalau tidak ajaib itu bukan jalan Tuhan. Namun kita seringkali terlalu gampang merasa puas dengan hal-hal biasa yang kita alami dalam hidup kita dan "membanggakannya" sebagai jalan atau berkat Tuhan, padahal apa yang kita alami itu lumrah terjadi pada manusia pada umumnya. Mungkin kita belum berani meminta hal-hal yang besar dari Tuhan karena kita sendiri ragu kalau itu bisa terpenuhi. Tetapi Yesus menantang kita, "Apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya" (Mat. 21:22). Bahkan, "apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu" (Mrk. 11:24).

Tentu saja kita tidak dapat memaksa Tuhan untuk memenuhi segala permintaan kita, kalau menurut hikmat-Nya apa yang kita minta itu akan menjerumuskan kita dan tidak mendatangkan kebaikan bagi kita (Yak. 4:3), tapi Allah pasti akan memenuhi setiap permintaan yang bermanfaat bagi kita dan oleh mana nama-Nya dipermuliakan. Sementara kita dapat meminta apa saja kepada Tuhan, permohonan tertinggi yang dapat kita ajukan kepada Allah ialah meminta kuasa Roh Kudus untuk menyanggupkan kita menunaikan pekerjaan-Nya di bumi ini serta menolong pertumbuhan iman dan kerohanian kita sendiri.

"Roh Kudus merupakan yang tertinggi dari segala karunia yang Ia (Yesus) dapat minta dari Bapa-Nya demi meninggikan umat-Nya. Roh itu harus diberikan sebagai agen pembaharuan kembali, dan tanpa hal ini pengorbanan Kristus akan menjadi sia-sia...Roh itulah yang memanjurkan apa yang telah dihasilkan oleh Penebus dunia" [alinea kedua: dua kalimat pertama dan kalimat terakhir].

Bapa surgawi itu mengetahui segala keperluan kita bahkan sebelum kita meminta kepada-Nya (Mat. 6:8), dan tidak ada hal yang terlampau kecil ataupun terlampau besar yang dapat kita minta dari Dia. Allah kita terlalu pengasih untuk tega mengecewakan anda dan saya, meskipun kita acapkali lebih dari tega untuk mengecewakan-Nya. Kalau ada satu permintaan dari umat-Nya yang Allah akan segera penuhi dengan berlimpah, itu adalah permintaan akan kuasa Roh Kudus-Nya.

"Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan" (Rm. 15:13).

(Oleh Loddy Lintong/California, 16 Juli 2014)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...