Sabat Petang, 20 September
PENDAHULUAN
Akhir sebuah penantian. Untuk apa anda beragama kalau akhirnya tidak masuk surga, bukan? Sebagai orang Kristen, apa yang lebih penting dan lebih menggairahkan bagi kita selain menantikan kedatangan Yesus Kristus untuk membawa kita ke surga? Setiap umat percaya yang setia pasti merindukan kedatangan Tuhan kita sebab pada waktu itu ada janji-janji besar yang telah lama kita tunggu akan digenapi-Nya bagi anda dan saya.
Seperti yang telah kita pelajari pekan lalu bahwa pada hari itu akan ada kebangkitan orang mati, dan khusus bagi orang-orang saleh akan diubahkan dari kondisi "yang dapat binasa" kepada kondisi "yang tidak dapat binasa" (1Kor. 15:53) sehingga tubuh kita yang hina ini jadi "serupa dengan tubuh-Nya yang mulia" (Flp. 3:21). Bukan itu saja, umat tebusan akan diangkat "dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa" (1Tes. 4:17), dan pada saat itulah Ia akan memenuhi janji-Nya, "Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada" (Yoh. 14:3).
"Kedatangan Yesus kedua kali, yang lebih dari tiga ratus kali disebutkan dalam Perjanjian Baru, merupakan batu penjuru pengajaran kita. Hal ini penting bagi jatidiri kita sebagai umat Masehi Advent Hati Ketujuh. Doktrin ini terukir dalam nama kita, dan itu adalah bagian penting dari injil yang mana kita terpanggil untuk mengumandangkannya. Tanpa janji kedatangan-Nya, iman kita akan menjadi sia-sia. Kebenaran mulia ini memberi kita suatu perasaan takdir dan memotivasi missi jangkauan keluar kita" [alinea pertama].
Bagi orang-orang yang percaya kepada Yesus, kedatangan-Nya yang kedua kali adalah akhir dari sebuah penantian yang panjang dan mungkin bagi banyak orang begitu melelahkan. Tidak sedikit dari antara kita yang dalam penantian selama ini telah melalui berbagai penderitaan yang hampir tak tertahankan dan nyaris membuat iman kita rontok. Tetapi kita semua telah bertekad untuk bertahan, sama seperti rasul Paulus juga sudah bertahan, "Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita" (Rm. 8:18).
Dalam pelajaran terakhir triwulan ini kita akan mendalami berbagai hal tentang janji kedatangan Yesus yang kedua kali itu, termasuk maksud kedatangan-Nya, bagaimana peristiwa itu akan terjadi, kapan waktunya, dan bagaimana kita sebagai umat percaya harus menyiapkan diri mengantisipasi kedatangan Juruselamat kita itu.
Minggu, 21 September
"AKU AKAN DATANG KEMBALI" (Janji)
Perpisahan sementara. Kata-kata perpisahan Yesus dengan murid-murid disampaikan beberapa saat sebelum penangkapan dan penyaliban-Nya. Sebenarnya ini bukan pernyataan yang pertama sebab sebelumnya Yesus sudah pernah memberitahukan kepada mereka mengenai hal itu. "Anak-anak-Ku, Aku tidak akan tinggal lama lagi dengan kalian. Kalian akan mencari Aku, tetapi seperti yang sudah Kukatakan kepada para penguasa Yahudi, begitu juga Kukatakan kepada kalian; ke tempat Aku pergi, kalian tak dapat datang" (Yoh. 13:33, BIMK; huruf miring ditambahkan).
Sementara murid-murid lain masih bingung dan terkesima, Petrus murid yang berwatak spontanitas itu langsung bertanya, "Tuhan, mengapa saya tidak dapat mengikuti Tuhan sekarang? Saya rela mati untuk Tuhan!" (ay. 37, BIMK). Tentu saja Petrus tidak mengerti, atau saat itu belum mengerti, ke mana Yesus hendak pergi. Yesus akan terpisah dari mereka sebab Ia harus menunaikan missi penebusan manusia di kayu salib, mati untuk dibangkitkan pada hari ketiga.
"Sesudah Perjamuan Terakhir, Yesus mengatakan kepada murid-murid bahwa Ia akan pergi ke suatu tempat di mana mereka, setidaknya untuk saat itu, tidak dapat pergi (Yoh. 13:33). Pemikiran dipisahkan dari Sang Guru memenuhi hati mereka dengan kesedihan dan rasa takut...Kristus mengetahui kerinduan mereka yang meyakinkan mereka bahwa perpisahan itu hanya untuk sementara" [alinea pertama: dua kalimat pertama dan kalimat terakhir].
Janji yang pasti. Beberapa hari setelah kebangkitan-Nya dari kubur Yesus mengadakan pertemuan khusus dengan murid-murid-Nya, hanya dalam rangka untuk berpamitan karena Ia akan berpisah dari mereka untuk waktu yang panjang. Simaklah kata-kata perjanjian ini: "Jangan hatimu gelisah," kata Yesus kepada mereka. "Percayalah kepada Allah, dan percayalah kepada-Ku juga. Di rumah Bapa-Ku ada banyak tempat tinggal. Aku pergi ke sana untuk menyediakan tempat bagi kalian. Aku tidak akan berkata begitu kepadamu, sekiranya itu tidak demikian. Sesudah Aku pergi menyediakan tempat untuk kalian, Aku akan kembali dan menjemput kalian, supaya di mana Aku berada, di situ juga kalian berada. Ke tempat Aku pergi kalian tahu jalannya" (Yoh. 14:1-4, BIMK; huruf miring ditambahkan).
Perhatikan beberapa hal penting yang saling berkaitan dalam ayat-ayat di atas. Gelisah, dari kata Grika tarassō, berarti "membingungkan pikiran dengan menimbulkan keragu-raguan" (Strong; G5015). Percaya, dari kata pisteuō, artinya "yakin bahwa hal itu benar" atau "mengakuinya sebagai suatu kenyataan: iman intelektual" (Strong; G4102). Menyediakan, dari kata hetoimazō, artinya "mengadakan persiapan-persiapan yang perlu" atau dalam arti kiasan "menyiapkan pikiran manusia untuk menerima Mesias" (Strong, G2092). Menjemput, dari kata paralambanō, artinya "mengajak bersama-sama" atau "mengakui mereka sebagai milik" (Strong; G3844). Injil Lukas menyatakan, "Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya" (Luk. 21:27). Kitab Wahyu menubuatkan, "Lihat, Ia datang diliputi awan! Semua orang akan melihat Dia, termasuk juga mereka yang telah menikam-Nya. Segala bangsa di bumi akan meratap karena Dia. Ya, pasti! Amin!" (Why. 1:7, BIMK; huruf miring ditambahkan).
"Kenyataan dari kedatangan-Nya yang pertama menopang kepastian dari kedatangan-Nya yang kedua...Kalau Tuhan kita menghormati semua janji-janji-Nya di masa lalu, bahkan janji-janji yang dari sudut pandang seorang manusia tampak mustahil, maka kita bisa pastikan bahwa Ia akan menepati janji-Nya untuk datang kembali" [alinea kelima: kalimat terakhir; alinea terakhir: kalimat terakhir].
Apa yang kita pelajari tentang janji Yesus untuk datang kembali?
1. Setelah bersama-sama kurang-lebih tiga setengah tahun, Yesus berpisah dari murid-murid-Nya selama kurang-lebih tiga hari ketika Juruselamat itu harus menuntaskan missi-Nya terakhir di kayu salib. Tapi pada hari ketiga Ia memenuhi janji-Nya, bahwa "tiga hari sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit" (Mrk.9:31).
2. Perpisahan sementara selama tiga hari itu saja sudah cukup membuat murid-murid dan orang-orang percaya lainnya gelisah dan seakan kehilangan pegangan, tapi kebangkitan-Nya telah menghapus keraguan dan kecemasan mereka. Tetapi perpisahan sementara itu mendahului sebuah perpisahan yang panjang bilamana Yesus diangkat ke surga.
3. Selama kebersamaan mereka dengan Yesus murid-murid itu sudah berkali-kali mengalami kegenapan janji-janji Guru mereka itu, dan semuanya menjadi "modal" bagi keyakinan mereka bahwa Ia juga akan menggenapi janji-Nya untuk kembali. Dalam pengalaman hidup anda, berapa kali anda merasakan janji-janji Tuhan digenapi, dan bagaimana hal itu dapat menjadi "modal" bagi iman anda?
Senin, 22 September
REALISASI RENCANA KESELAMATAN (Maksud Kedatangan Yesus Kedua Kali)
Ketidakadilan hidup. Salah satu pengajaran Yesus yang sangat paradoksal (bersifat melawan asas) adalah ketika Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya" (Mat. 16:25). Sebelumnya Ia telah berkata bahwa setiap orang yang hendak menjadi pengikut-Nya harus siap untuk menyangkal diri dan memikul salib (ay. 24). Artinya, seorang pengikut Kristus harus siap untuk "kehilangan" hidup demi "memperoleh" hidup. Kehidupan seperti apa yang harus kita relakan untuk hilang, dan kehidupan bagaimana yang akan kita dapatkan sebagai gantinya?
"Hidup tidak selalu adil; bahkan, lebih sering tidak adil. Kita tidak selalu melihat keadilan di masyarakat kita. Orang-orang yang tidak bersalah menderita sementara orang-orang yang jahat tampaknya makmur. Banyak orang tidak menerima apa yang layak bagi mereka. Tetapi kejahatan dan dosa tidak akan berkuasa selamanya. Yesus akan datang 'membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya' (Why. 22:12)" [alinea kedua].
Untuk mengakhiri ketidakadilan hidup ini maka Yesus harus datang kembali, "Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya" (ay. 27; huruf miring ditambahkan). Kata Grika apodidōmi, yang dalam ayat ini diterjemahkan dengan membalas, adalah sebuah kata kerja yang dapat berarti "melunasi hutang yang sudah jatuh tempo" atau juga "membalas dalam pengertian hal yang baik atau buruk" (Strong; G591). Dalam PB versi King James kata ini digunakan sebanyak 50 kali dalam 46 ayat, termasuk "Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya" (Rm. 2:6; huruf miring ditambahkan).
Keadilan akan ditegakkan. Dalam kehidupan sehari-hari ketidakadilan hidup sering hanya bisa dikeluhkan, atau dalam cara yang agak politis ialah dengan cara melakukan "demonstrasi" sebagai tanda protes atau penolakan, tapi bagi banyak orang hanya bisa dihadapi dengan mengelus dada saja. Namun, pada akhirnya keadilan akan ditegakkan ketika setiap perbuatan manusia akan menuai pembalasa. Alkitab menyatakan, "Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya" (Why. 22:12; huruf miring ditambahkan). Masalahnya ialah bahwa kita harus sabar menunggu bilamana saat itu akan tiba.
Sebagai umat beragama, khususnya orang Kristen, kita percaya bahwa Allah tetap memegang kendali atas segala sesuatu yang terjadi di dunia ini. Terkadang, dalam hikmat-Nya yang tak terduga itu Ia membiarkan hal-hal yang buruk tejadi dalam kehidupan pribadi kita, dan mengizinkan peristiwa-peristiwa serta bencana-bencana yang lebih besar menimpa umat manusia sehingga menelan korban orang-orang yang tidak bersalah. Namun, sebagai umat percaya, kita tidak pernah kehilangan pengharapan bahwa pada akhirnya Tuhan akan bertindak dan keadilan ditegakkan. Tidak selamanya kita harus menunggu sampai hari kiamat, seringkali Allah bertindak lebih cepat selama kita menyerahkan semua itu kepada Dia yang berkata, "Pembalasan adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan" (Ibr. 10:30).
"Juga, pada kedatangan yang kedua itu mereka yang tidur di dalam Kristus akan dibangkitkan untuk hidup kekal. Seperti yang kita lihat terdahulu--sebab kita tahu bahwa orang mati itu tidur di dalam kubur--janji Kedatangan Kedua dan kebangkitan untuk hidup kekal yang mengikutinya itu sangat penting bagi kita...Dan orang-orang benar yang masih hidup dan orang-orang kudus yang dibangkitkan itu menyatukan suara mereka dalam pekik kemenangan yang panjang dan penuh kegembiraan" [alinea keempat; alinea terakhir: kalimat terakhir].
Apa yang kita pelajari tentang maksud dari kedatangan Yesus kedua kali nanti?
1. Kedatangan Yesus kedua kali merupakan realisasi dari rencana keselamatan yang Allah telah canangkan di Taman Eden, yaitu bilamana Yesus akan datang untuk membangkitkan orang-orang saleh yang sudah mati dan bersama mereka yang masih hidup akan diubahkan lalu dibawa ke surga bersama Dia.
2. Kedatangan kedua kali itu juga sekaligus untuk mengakhiri ketidakadilan yang merajalela di muka bumi ini, dan yang telah menimpa umat Allah dan orang-orang benar. Yesus datang kedua kali untuk "membalas" segala perbuatan manusia, kepada orang-orang saleh dengan upah hidup kekal, kepada orang-orang jahat dengan kebinasaan kekal.
3. Sistem hukum manusia yang berlaku dalam dunia yang beradab memang sudah menyediakan "pembalasan" terhadap tindakan kejahatan atau perbuatan melanggar hukum, namun sangsi yang diberikan itu acapkali jauh dari rasa keadilan masyarakat. Pada kedatangan-Nya yang kedua, Yesus akan membalas secara adil.
Selasa, 23 September
PERISTIWA SPEKTAKULER (Bagaimana Yesus Akan Datang?)
Awas tertipu! Kedatangan Yesus kedua kali juga merupakan puncak dari semua nubuatan alkitabiah, dan berkaitan dengan nubuatan primer itu ada beberapa nubuatan sekunder yang akan lebih dulu digenapi. Adalah Yesus sendiri yang bernubuat perihal kedatangan-Nya yang kedua kali, dengan segala tanda-tanda yang mendahuluinya, sebagaimana dapat kita bahwa dalam Matius pasal 24. Salah satunya adalah tentang bagaimana peristiwa itu akan terjadi dan amaran kepada kita. "Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang," kata Yesus. "Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia" (ay. 24-25, 27).
"Petir tidak dapat disembunyikan atau dipalsukan. Itu bercahaya dan bersinar di seantero langit dengan cara sedemikian rupa sehingga semua orang bisa melihatnya. Akan seperti itulah kedatangan Yesus yang kedua kali. Tidak perlu iklan untuk menarik perhatian orang banyak terhadap hal itu. Setiap manusia, baik atau jahat, yang selamat maupun yang binasa, bahkan 'mereka yang telah menikam Dia' (Why. 1:7), akan melihat Dia datang (Mat. 26:24)" [alinea kedua].
Pada malam hari tanggal 15 Februari 2013, ketika sebuah meteor yang berasal dari asteroid dekat menembus atmosfir Bumi di atas wilayah Rusia dalam kecepatan kecepatan 69.000 Km per jam kemudian meledak di ketinggian sekitar 29,7 Km, cahaya yang ditimbulkan oleh benda angkasa yang dinamai "Meteor Chelyabinsk" itu jauh lebih menyilaukan dari cahaya matahari pada siang hari. Begitu juga, badai petir yang terjadi di langit kota Hebron, Maryland, AS pada hari Sabtu pagi tanggal 30 Juni 2012, dalam terik matahari ketika suhu musim kemarau mencapai sekitar 100 derajat Fahrenheit (37,8 C), cahaya yang berpendar di langit mengalahkan benderangnya sinar matahari. Namun, gemerlapnya cahaya kemuliaan berlaksa-laksa malaikat yang menemani Yesus pada kedatangan-Nya yang kedua nanti akan membuat dahsyatnya cahaya dari dua fenomena alam yang pernah disaksikan manusia itu menjadi tak berarti.
Dua pemandangan dahsyat. Kata yang diterjemahkan dengan "kedatangan" dalam Matius 24:27 di atas berasal dari kata Grika parousia, sebuah kata benda feminin yang juga berarti tiba atau hadir. Kata ini digunakan sebanyak 24 kali di seluruh Perjanjian Baru, 16 di antaranya merujuk kepada kedatangan Yesus kedua kali. Pada hari itu akan berlangsung dua pemandangan dahsyat yang terjadi di planet kita ini, satu di darat dan satu di angkasa. Pemandangan di darat ialah terbelahnya kubur-kubur dan bangkitnya orang-orang yang sudah mati, bahkan mereka yang terkubur di dalam laut maupun tertimbun tanah akibat kecelakaan atau sebab lain yang selama ini jasadnya tidak pernah ditemukan, semuanya akan bermunculan keluar "pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi" (1Tes. 4:16).
Pemandangan dahsyat lainnya, yang terjadi di angkasa, ialah gemuruhnya kedatangan rombongan Raja Surga bersama seluruh malaikat pengawal yang tak terhitung jumlahnya. Berpatokan pada apa yang Alkitab katakan, kita mungkin bisa membayangkan bahwa pada waktu itu surga yang biasanya ramai tiba-tiba menjadi lengang karena yang ada di atas sana cuma Allah Bapa bersama Elia, Musa, Henokh, dan segelintir orang-orang yang barangkali telah dibangkitkan sebelumnya dalam "kebangkitan istimewa" dan diangkat ke surga. Kedatangan Yesus kedua kali pasti terjadi sebab hal itu menyangkut integritas Kristus yang sudah berjanji, "Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku" (Yoh. 14:3). Bahkan soal kedatangan Yesus itu juga menyangkut reputasi Bapa itu sendiri, sebab "Allah, yang memanggil kamu kepada persekutuan dengan Anak-Nya Yesus Kristus, Tuhan kita, adalah setia" (1Kor. 1:9).
"Pada kedatangan-Nya yang kedua kali, Kristus akan tampak dengan segala kemuliaan ilahi-Nya sebagai 'RAJA DI ATAS SEGALA RAJA, DAN TUHAN DI ATAS SEGALA TUAN' (Why. 19:16). Dalam penjelmaan, Anak itu datang sendiri tanpa kemegangan lahiriah, dan 'tak ada yang indah padanya untuk kita pandang; tak ada yang menarik untuk kita inginkan' (Yes. 53:2, BIMK). Tetapi kali ini Ia akan turun dengan seluruh keagungan dan kemegahan-Nya, dikelilingi oleh 'semua malaikat' (Mat. 25:31) dan dengan 'sangkakala yang dahsyat bunyinya' (Mat. 24:31). Kalau semua itu belum cukup, orang yang mati di dalam Kristus akan bangkit kepada kekekalan" [alinea terakhir].
Apa yang kita pelajari tentang bagaimana rupanya kedatangan Yesus kedua kali?
1. Kedatangan Yesus kedua kali merupakan tema pokok dari Alkitab PB. Subyek ini disinggung sebanyak lebih dari enam puluh kali, termasuk beberapa kali diucapkan oleh Yesus sendiri, dengan lebih dari 300 ayat rujukan. (Klik di sini---> http://www.jesus.org/early-church-history/promise-of-the-second-coming/does-the-bible-teach-that-jesus-will-return.html).
2. Tidak seperti kemunculan benda-benda angkasa seperti meteor ataupun sambaran petir yang hanya terlihat secara lokal, peristiwa kedatangan Yesus kedua kali akan menjadi pemandangan yang meliputi seantero Bumi sehingga dapat disaksikan oleh semua manusia dari belahan dan sudut manapun dia berada.
3. Kedatangan Yesus kedua kali bakal menjadi peristiwa paling spektakuler yang dapat disaksikan umat manusia sejak penciptaan, dan itu akan merupakan demonstrasi tentang kemegahan surga. Mungkin peristiwa itu hanya bisa tertandingi dengan pemandangan turunnya kota Yerusalem Baru di akhir masa seribu tahun.
Rabu, 24 September
MENANTI DENGAN PERSIAPAN (Kapan Yesus Akan Datang)
Kehancuran Yerusalem dan kiamat dunia. Pertanyaan tentang kapan Yesus akan datang kembali sudah menjadi bahan perbincangan banyak orang sejak lama dan tak urung telah melahirkan berbagai spekulasi berdasarkan cara penghitungan dan pendapat masing-masing yang ternyata tidak pernah terbukti. Semua itu cuma membuktikan kebenaran Alkitab bahwa "tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di surga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri" (Mat. 24:36). Namun, meskipun tidak ada waktu yang definitif mengenai hari kedatangan-Nya, Yesus sempat mengutarakan tanda-tanda yang akan terjadi menjelang hari itu. Menariknya lagi, Yesus memberitahukan pertunjuk-petunjuk menjelang penghancuran kota Yerusalem purba secara bersamaan dengan tanda-tanda datangnya hari kiamat.
Sebelumnya, saat Yesus dan murid-murid baru keluar dari Bait Suci di Yerusalem, murid-murid dengan rasa bangga telah berusaha menarik perhatian Yesus kepada bangunan yang megah itu, tetapi Ia menanggapinya dengan bernubuat bahwa bangunan yang hebat itu akan dihancurkan sampai rata dengan tanah (Mat. 24:1-2). Ini adalah Kaabah Kedua yang dibangun oleh Zerubabel dan Ezra (Ez. 6:15), dan kemudian telah direnovasi oleh raja Herodes sehingga menjadi jauh lebih indah dan luas, sebuah proyek pemugaran yang berlangsung selama 82 tahun (19 SM-63 TM). Menurut Yosepus, seorang sejarahwan Yahudi terpercaya, sebagian besar dari dinding luar bangunan itu dilapisi emas sehingga bila ditimpa cahaya matahari tampak sangat menyilaukan mata, sedangkan bagian-bagian yang berlapiskan pualam putih akan tampak dari kejauhan seakan bagian-bagian itu tertutup salju.
Pada hari yang sama itu, ketika Yesus dan murid-murid sedang bercengkerama di Bukit Zaitun sambil memandang ke arah kota Yerusalem, murid-murid yang masih penasaran dengan pernyataan Yesus perihal nasib buruk yang akan menimpa kota kebanggaan mereka itupun langsung bertanya, "Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?" (Mat. 24:3). Untuk menjawabnya Yesus pun mulai membeberkan berbagai peristiwa yang akan mendahului dua kejadian itu. "Jawaban Yesus dengan cekatan menggabungkan tanda-tanda untuk dua peristiwa: kejatuhan Yerusalem pada tahun 70 TM dan kedatangan-Nya yang kedua kali, sebab murid-murid belum siap untuk memahami perbedaan di antara keduanya. Adalah penting bagi kita untuk mengerti sifat dan maksud dari tanda-tanda ini...Sementara kita jangan pernah menjadi penentu tanggal, kita pun jangan pernah mengabaikan waktu di mana kita hidup" [alinea kedua: dua kalimat pertama dan kalimat terakhir].
Tanda dekatnya Hari Tuhan. Kepada umat Tuhan abad pertama di kota Tesalonika, rasul Paulus menulis: "Mengenai kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus, dan mengenai akan dikumpulkannya kita untuk tinggal bersama Dia, inilah yang saya minta dengan sangat dari kalian: Janganlah cepat-cepat bingung atau gelisah karena adanya berita bahwa sudah sampai harinya Tuhan Yesus datang kembali. Mungkin berita itu berasal dari suatu nubuat, atau dari suatu ajaran; atau boleh jadi ada yang berkata bahwa kami pernah menulis yang demikian di dalam salah satu surat kami. Bagaimanapun juga, jangan membiarkan orang menipu kalian. Sebab sebelum tiba Hari itu, haruslah terjadi hal ini terlebih dahulu: Banyak orang akan murtad, mengingkari Kristus; dan Manusia Jahat yang ditakdirkan untuk masuk ke neraka, akan menampilkan diri" (2Tes. 2:1-3, BIMK; huruf miring ditambahkan).
Ayat-ayat ini mengindikasikan bahwa telah terjadi keresahan di kalangan orang Kristen mula-mula di kota Tesalonika itu sehingga Paulus perlu menghibur mereka sembari menegaskan tentang tanda-tanda yang mesti terjadi menjelang kedatangan Yesus. Beberapa komentator Alkitab menyebut bahwa bagian dari surat rasul Paulus ini berbicara tentang dua peristiwa berbeda, sebagaimana tersirat pada kalimat pertama: kedatangan Yesus sebelum masa seribu tahun untuk umat-Nya, dan kedatangan Yesus sesudah masa seribu tahun bersama umat-Nya. Sedangkan mengenai identitas "Manusia Jahat" (Grika: anthrōpos tēs anomias; KJV: man of sin; NASB dan beberapa versi lain: man of lawlessness) yang disebutkan dalam ayat-ayat di atas, sebagian komentator merujuknya kepada "naga" dalam kitab Wahyu (12:4, 7), yaitu Iblis; sebagian lagi mengidentifikasikannya dengan "tanduk kecil" dalam kitab Daniel, yaitu kepausan, yang telah berani "menentang Yang Mahatinggi...menganiaya orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi, dan berusaha mengubah waktu dan hukum" (Dan. 7:25).
"Ide paling penting yang Yesus ingin tanamkan pada pikiran murid-murid ialah bahwa kedatangan-Nya sudah dekat. Sesungguhnya, keseluruhan khotbah nubuatan-Nya ditujukan kepada rasul-rasul seolah-olah mereka masih tetap hidup waktu Ia datang (baca Mat. 24:32-33, 42)...Dalam arti sebenarnya, dari sudut pandang pribadi kita masing-masing, Kedatangan Kedua itu tidak pernah lebih jauh dari saat sesudah kematian kita...Bagi kita masing-masing, secara pribadi, kedatangan-Nya tidak pernah lebih dari saat setelah kita mati" [alinea ketiga; alinea terakhir: kalimat pertama dan terakhir].
Apa yang kita pelajari tentang kapan Yesus datang kedua kali?
1. Alkitab telah menegaskan bahwa kedatangan Yesus kedua kali tidak ada yang tahu kecuali Bapa surgawi, dan Yesus sendiri berkata, "Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu" (Why. 3:3), maka tugas kita adalah "berjaga-jaga" dan "memperhatikan pakaian" [tabiat] kita masing-masing (Why. 16:15).
2. Kedatangan Yesus kedua kali, yang menandai tibanya hari kiamat, akan didahului oleh peristiwa-peristiwa sebagai pertanda sudah dekatnya hari itu. Setidaknya ada 15 ayat dalam keempat Injil, dan 44 ayat lainnya di luar Injil, yang bertutur tentang tanda-tanda kedatangan Yesus kedua kali. Pertanyaannya, apakah kita benar-benar mengerti dan memperhatikannya?
3. Rasul Petrus mengingatkan: "Pertama-tama, kalian harus tahu bahwa pada hari-hari akhir, akan muncul orang-orang yang kehidupannya dikuasai oleh hawa nafsu mereka sendiri. Mereka akan mengejek kalian dengan berkata begini, "Katanya Tuhan berjanji akan datang! Sekarang mana Dia? Bapak-bapak leluhur kita sudah meninggal, tetapi segala-galanya masih sama saja seperti semenjak terciptanya alam!" (2Ptr. 3:3-4, BIMK).
Kamis, 25 September
MENUNGGU DALAM KEWASPADAAN (Berjaga dan Bersedia)
Siaga sambil sibuk. Walaupun kedatangan Yesus kedua kali akan didahului oleh berbagai peristiwa yang menandakan dekatnya hari Tuhan itu, namun saat kedatangan-Nya itu sendiri dapat terjadi secara tiba-tiba dan tak disangka-sangka, "seperti pencuri pada malam" (1Tes. 5:2; bandingkan dengan 2Ptr. 3:10). Yesus menyarankan kita agar menarik pelajaran dari pohon ara, "Apabila ranting-rantingnya melembut dan mulai bertunas, kamu tahu, bahwa musim panas sudah dekat. Demikian juga, jika kamu melihat semuanya ini, ketahuilah bahwa waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu" (Mat. 24:32-33). Selanjutnya Yesus menasihati, "Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang...Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga" (ay. 42, 44).
Pernahkah anda berada dalam situasi menunggu di sebuah tempat, tetapi karena terlampau lama membuat anda mengantuk lalu tertidur? Mungkin itu ketika berada di ruang tunggu bandara (bandar udara), menunggu kereta api, atau bahkan menantikan seseorang di rumah anda sendiri sampai anda bosan menunggu. Cara yang paling ampuh untuk mengatasi kebosanan saat menunggu ialah melakukan suatu aktivitas, misalnya membaca atau mengobrol. Kita beruntung hidup di era teknologi informasi digital sehingga memungkinkan kita untuk tetap sibuk mengutak-atik ponsel cerdas atau tablet, apalagi koneksi internet kini tersedia hampir di semua tempat umum dengan berbagai aplikasi media sosial bahkan permainan-permainan yang dapat membuat seseorang lupa waktu. Sambil menantikan kedatangan Tuhan, anda dan saya dapat mengatasi kebosanan dengan aktif beribadah, melawat, dan menginjil.
"Intisari khotbah nubuatan Yesus adalah kata kerja berbentu perintah, berjagalah, yaitu senantiasa waspada. Itu bukan berarti menunggu dalam kemalasan tetapi kewaspadaan yang aktif, sebagaimana pemilik rumah yang tetap tekun menghadapi kemungkinan pencuri (Mat. 24:43). Sementara menunggu dengan waspada, kita mempunyai satu pekerjaan untuk dilakukan, seperti hamba yang setia itu menjalankan tugas-tugas yang dipercayakan tuannya kepadanya selama majikannya tidak ada (Mat. 24:45; Mrk. 13:34-37)" [alinea pertama].
Hamba macam apakah anda? Dalam khotbah mengenai kedatangan-Nya yang kedua--khususnya menyangkut amaran untuk berjaga dan bersedia--Yesus mengutarakan perumpamaan tentang majikan yang mempunyai dua orang hamba dengan akhlak yang berbeda, hamba yang setia dan hamba yang jahat. Sementara hamba yang setia (tentu dia juga baik!) sibuk mengerjakan tugas sambil terus siap sedia bila tuannya pulang, hamba yang jahat itu tidak mengerjakan apa-apa bahkan kejam terhadap anak buahnya sampai tuannya datang dan menghukum dia (Mat. 24:48-51; Luk. 12:45-46). Lalu, seperti biasa, Petrus dengan spontan bertanya: "Tuhan, kamikah yang Engkau maksudkan dengan perumpamaan itu atau juga semua orang?" (Luk. 12:41). Tuhan menjawab, "Jadi, siapakah pengurus rumah yang setia dan bijaksana yang akan diangkat oleh tuannya menjadi kepala atas semua hambanya untuk memberikan makanan kepada mereka pada waktunya?" (ay. 42; bandingkan dengan Mat. 24:45).
Dapatkah kita menangkap pesan moral dalam perumpamaan ini, khususnya tentang hamba yang jahat itu? Banyak di antara kita yang telah dipercayakan Tuhan dan organisasi gereja dengan jabatan kepemimpinan dalam pekerjaan Tuhan, pada bidang-bidang dan tingkatan-tingkatan yang berbeda, untuk menjadi "hamba Tuhan" yang bertanggungjawab demi kesuksesan dan penyelesaian pekerjaan-Nya. Sementara nasihat untuk siap siaga bagi kedatangan Tuhan sifatnya menyeluruh "kepada semua orang" yang percaya (Mrk. 13:37), kepada mereka yang berkesempatan menjadi pemimpin-pemimpin dalam pekerjaan Tuhan diamarkan untuk waspada terhadap sikap dan perilaku mereka, sebab kalau tidak Tuhan akan "membuat dia senasib dengan orang-orang yang tidak setia" (Luk. 12:46) atau "senasib dengan orang-orang munafik" (Mat. 24:51).
"Perumpamaan tentang hamba yang jahat itu sangat serius, khususnya bagi kita sebagai umat Masehi Advent Hari Ketujuh. Hamba ini melambangkan mereka yang mengaku percaya bahwa Kristus akan datang lagi, tetapi tidak segera...Apa lagi, sekalipun jika Kristus belum datang, siapapun di antara kita bisa saja dipanggil untuk beristirahat tanpa diduga-duga, tiba-tiba mengakhiri kesempatan kita untuk meluruskan berbagai hal dengan Tuhan. Tetapi lebih penting lagi, mengulangi pemanjaan dalam dosa yang secara bertahap mengeraskan dan mengurangi kepekaan hati nurani sehingga hal itu membuat lebih sulit untuk bertobat. Iblis tidak peduli bahwa secara teoretis kita percaya pada kedatangan Yesus kedua kali, selama dia dapat membuat kita menunda persiapan kita untuk itu" [alinea kedua: dua kalimat pertama dan tiga kalimat terakhir].
Apa yang kita pelajari tentang amaran untuk berjaga dan bersedia?
1. Mempelajari dan mengetahui tanda-tanda kedatangan Yesus adalah satu hal, berjaga dan bersedia adalah hal yang lain. Artinya, seseorang mungkin sangat paham tentang tanda-tanda dekatnya "hari Tuhan" itu, tapi bisa saja pada saat Tuhan datang orang itu ternyata tidak siap. Jadi, dalam hal menghadapi kedatangan Yesus kedua kali, persiapan lebih penting dari pengetahuan!
2. Menunggu sangat mudah membuat kita bosan dan tertidur. Untuk mengatasi kejenuhan rohani dalam menanti kedatangan Yesus kedua kali, Tuhan sudah menyediakan untuk kita berbagai aktivitas rohani. Yaitu firman Tuhan (bacaan rohani), persekutuan dan perlawatan (media sosial rohani), serta evangelisasi ("games" rohani).
3. Perumpaan tentang hamba yang baik dan hamba yang jahat bukan sekadar sisipan, itu mengandung pesan moral yang sangat penting bagi semua hamba Tuhan. Kita memiliki doktrin tentang penutupan "pintu kasihan" menjelang kedatangan Yesus, dan hal itu bisa bersifat masal atau personal. Bersedialah dan bertobatlah sekarang juga, jangan terkecoh oleh situasi (1Tes. 5:3).
Jumat, 26 September
PENUTUP
Pemandangan tak terlukiskan. Kita sudah pelajari bahwa kedatangan Yesus kedua kali kelak akan menjadi sebuah pemandangan paling menakjubkan dalam sejarah dunia, bahkan jauh lebih spektakuler dari penciptaan alam semesta ini. Sebab ketika Allah menciptakan Bumi dan segala isinya Ia bekerja dalam keheningan, setidaknya tanpa keterlibatan malaikat-malaikat surga. Tetapi pada Kedatangan Kedua itu, di penghujung riwayat dunia yang fana ini, Tuhan akan datang dengan seluruh malaikat yang jumlahnya "berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa" (Why. 5:11). Dalam hal waktu kedatangan-Nya itu bersifat rahasia tanpa kehebohan layaknya pencuri yang memasuki rumah orang (1Tes. 5:2), tetapi dalam hal suasana kedatangan-Nya itu akan sangat riuh "sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya..." (Mat. 16:27).
"Dengan lagu-lagu surga para malaikat suci itu, suatu kelompok besar yang tak terhitung banyaknya, menyertai Dia dalam perjalanan-Nya. Langit seolah dipenuhi dengan sosok-sosok yang gemerlapan--'berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa.' Tak ada pena manusia yang dapat melukiskan pemandangan itu; tak ada pikiran yang fana mampu membayangkan kemegahannya" [tiga kalimat terakhir].
Namun, apa yang paling membuat anda paling bergairah dalam menantikan kedatangan Yesus? Suasana kedatangannya yang akan menjadi seperti tontonan spektakuler itu, atau pahala yang dibawa-Nya untuk anda? Bagi saya, kalau kita memang sudah membereskan semua urusan pribadi dengan Tuhan sehingga kita memiliki keberanian dan tidak malu untuk menyongsong Dia (1Yoh. 2:28), saya sangat suka kedua-duanya: menikmati tontonan suasana kedatangan Yesus dan menerima pahala keselamatan itu!
"Sebab Allah sudah menunjukkan rahmat-Nya guna menyelamatkan seluruh umat manusia. Rahmat Allah itu mendidik kita supaya tidak lagi hidup berlawanan dengan kehendak Allah dan tidak menuruti keinginan duniawi. Kita dididik untuk hidup dalam dunia ini dengan tahu menahan diri, tulus dan setia kepada Allah. Sekarang kita sedang menantikan Hari yang kita harap-harapkan itu; pada Hari itu dunia akan melihat keagungan Yesus Kristus, yaitu Allah Mahabesar dan Raja Penyelamat kita" (Tit. 2:11-13, BIMK).
(Oleh Loddy Lintong/California, 25 September 2014)